Selepas makan sahur, saya duduk-duduk sambil mengupas buah salak. Tapi ternyata setiap buah salak yang saya kupas, walaupun dari kulitnya tampak masih lumayan bagus tapi setelah dikupas buahnya sudah membusuk. Lalu saya membuangnya. Sampai pada salak busuk terakhir yang saya kupas, saya menahan tangan dari membuangnya.
Saya perhatikan salak itu, mencoba menangkap pelajaran apa yang sebenarnya ingin disampaikan Tuhan lewat kejadian kecil itu.
Sampai akhirnya saya memahami...
Bahwa kita manusia tak ubahnya buah-buah hasil pohon kehidupan. Seperti halnya buah-buah yang seiring perjalanan waktu akan membusuk dan dilupakan dan dibuang...maka begitupun manusia yang seiring perjalanan waktu akan semakin tua, renta, mati, dan dikubur dari pentas kehidupan.
Akan tetapi, walaupun buah dari salak yang busuk tadi dibuang, dia masih menyisakan biji yang kokoh kuat, yang dari biji itu akan muncul buah-buah baru yang bisa bermanfaat bagi generasi-generasi berikutnya.
Seperti halnya kita sebagai manusia...
Walaupun kita tak bisa menolak hukum Tuhan bahwa waktu hidup kita hanya sejenak dan setelah itu kita dan atribut-atribut kita akan dikubur, sangat bijaksana jika sewaktu masih hidup kita persiapkan suatu warisan nilai-nilai luhur,karya-karya monumental yang akan bermanfaat bagi generasi-generasi kita yang akan datang.
Seperti halnya si buah salak yang sewaktu hidupnya mempersiapkan biji untuk generasi berikutnya sebelum ia busuk dan dikubur dari kehidupan...
Sunday, April 29, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment